
Angin yang sejuk terasa di sore hari menjelang “ding dong” yang di tunggu-tunggu yaitu bel untuk makan sore. Langkah kakiku terhenti dan duduk di bangku taman Semakin lama merasakan angin sejuk itu membuat keadaan semakin pewe alias posisi wenak ehehe. Angin sejuk itu berhembus di kampus STT STAPIN SEAPIN Majalengka, ya benar sekali kampus yang luar biasa, penuh kuasa dari Tuhan, dan didirikan dengan perjuangan yang besar. Oh iya kampus SEAPIN didirikan tanggal 11 April 1970 oleh hamba Tuhan yang dahsyat dipakai Tuhan dengan semangat, kedisiplinan, kasih, pengorbanan yang tinggi, bahkan karunia Roh yaitu Pdt. Dr. Jonathan Nuh Tanuwidjaja dengan sapaan akrab Om Tan. Seapin dikenal pengajaran Roh dengan sebutan sekolah karunia. Karunia Roh kudus sungguh nyata lewat penglihatan, nubuatan, maupun pesan Tuhan. Hal sederhana seperti ketika ada yang mencuri cabai, langsung ada penglihatan ‘tangan hitam’ pada pelakunya, jadi pikir-pikir dulu kalo mencuri karena nanti ketahuan hehehe. Juga hal menarik pada angkatan pertama SEAPIN sebagian besar mahasiswanya mantan narapidana, namun dengan kuasa Tuhan dibentuk sedemikian rupa menjadi hamba Tuhan yang luarbiasa. Dahsyat kannn.
Pertama kali aku datang, bersama dengan orang tua, nantulang, dan kedua saudari yang sangat mengasihi dan mendukung aku. Kami di sambut beberapa staf yang stand by dengan sangat hangat, bahkan pak Pieter yang adalah ketua STT STAPIN langsung dengan ramah dan mengajak kami ke kantor. Kesan pertama dan sangat meneduhkan hatiku, karena sebelumnya aku sering dicekokin berita kalau dikampus itu tegas, keras, disiplin, kejam, penuh tantangan, pokoknya harus yang kuat dan itu yang membuatku gugup. Dengan sambutan yang ramah, menepiskan segala prasangka kalau di kampus itu kejam, dan menakutkan,malah aku semakin semangat dan mempersiapkan diri.
Di kampus ada persekutuan rayon yang kami anggap keluarga sendiri dengan keseharian bidston atau doa pagi serta pelayanan pagi dan siang bersama. Puji Tuhan aku masuk dalam rayon A yaitu rayon Abbagrace, orang tua walinya bunda Helena juga dengan saudaraku rayon A siswa dan siswi. Ketika orang tua ku kembali ke kampung, aku merasa khawatir dan kehilangan, terkesan berlebihan ya wkwkwk tapi bener aku sedih dan menangis karena ini pertama kali merantau, namun kakak rohani di rayon yang menguatkan dan mendoakan.
Ternyata berita yang ku dengar sebelumnya itu tidak sepenuhnya salah, karena ketegasan, disiplin yang tinggi, tanggung jawab itu sangat dijunjung tinggi, serta kasih dan kepedulian. Semua hal itu ku temukan di Ospek! Aku belajar banyak hal, yang utama menurutku adalah kerendahan hati, karena temanya adalah ‘Hati Hamba’. Apapun yang di katakan oleh kakak panitia harus dengan tepat, cepatan, dan benar. Seperti cabut rumput jangan sampai tidak tuntas, tercetuslah perkataan “anggaplah rumput ini jemaat Tuhan yang dikumpulkan dalam suatu penggembalaan jadi jangan setengah-setengah cabutnya!”. Belajar bekerja sama dengan kelompok, ketika satu anggota salah, maka semua mendapat konsekuensinya, yang artinya dapat selalu memperhatikan dan peduli dengan sesama.
Merantau pertamaku, aku banyak belajar untuk mandiri, tidak lagi berharap pada orang tua, mencoba selesaikan dahulu, tidak mudah pesimis! Berlatih segala bentuk pelayanan, mempersiapkan dengan tanggung jawab dan siap sedia ketika ditunjuk pelayanan. Di asrama diajarkan etika, saling menghargai, dan dengar-dengaran. Peduli dengan selalu menjaga kebersihan kamar. Kekeluargaan sungguh kurasakan ketika aku sakit, kakak-kakak rohaniku setia merawat aku, bahkan mereka punya keahlian mengurut atau mendapol tubuh yang pegel, semua dipelajari disini. Juga perlu bijak mengatur waktu, karena kalau malas atau lalai sedikit saja, cucian kotor bisa numpuk karena ada sesi panjang hehehe. Teringat aku akan tujuanku yaitu menjadi hamba Tuhan yang diperlengkapi, terus diperbaharui, dan rendah hati. Aku akan kerja keras dan berjuang, serta menanti janji Tuhan yang pasti. Disetiap proses dan rintangan, Tuhan sudah merancangkan masa depan yang indah dan penuh harapan,
“ding dong…Shalom kampus SEAPIN selamat sore, perhatian untuk seluruh mahasiswa dan mahasiswi agar segera ke ruang makan karena kita akan menikmati berkat Tuhan. Terima kasih atas perhatiannya, Tuhan memberkati, Shalom”. Begitulah bel terdengar dan banyak mahasiswa yang menuju ke ruang makan. Aku tertegun dan merasakan kasih dan pertolongan Tuhan yang besar dalam hidupku. Langkah kakiku mengikuti yang lain sembari hatiku berkata “aku bersyukur Tuhan, Kau telah memanggil dan memilihku ke tempat ini dan di persiapkan untuk pekerjaan pelayanan yang luarbiasa”. I LOVE U LORD
Yohana Paulina Siahaan